"Lebih indah dari itu.." |
"Suatu
hari nanti..." Nafasnya ditarik perlahan. “Kau, pasti akan dapat melihat
cahaya yang lebih indah dari yang kau lihat pada hari ini."
An-nisa’
berkira-kira untuk menyambung. Saya tenang menanti penghujung bicaranya.
"..Bahkan
lebih daripada yang pernah kau bayangkan." Kali ini dengan lebih yakin dia
menyambung, "Nanti.. Suatu saat nanti, kau akan dapat melihat betapa indah
kehidupan di sana. Kau akan memiliki kesempatan itu. Yakinlah, teman."
Kami terus
berjalan. Hanya bunyi detakan tapak kaki yang kedengaran.
Kerlip
kunang-kunang semakin banyak di hadapan kami kini. Serentak kami terhenti.
"Lebih
indah dari ini, Eika. Lebih indah." Ujarnya dengan senyuman. Manis.
Saya, dengan
sepasang mata yang sedari tadi melihat, sepasang telinga yang sedari tadi hanya
mendengar, mula berbicara. "Bisakah aku?"
"Ya!"
An-nisa’ senyum bukan main, "Asalkan kau terus berjalan dan jangan pernah
berhenti."