Tentu kau bakal mengerti ceritera yang terbuku
Agar dengannya 'kan terpadam ragumu.
Hasrat yang tidak ditutur lidah,
Tiba-tiba dikabulkan mudah.
Hadirmu berharga satu anugerah
Wallah, kau yang meniup cinta ke dalam hati
Kamar yang pernah lama sepi, tiba-tiba terisi
Penuh cinta dan layangan kata manis
Meski sesekali tertumpah mutiara tangis;
Terharu - kau yang terlalu budiman
Selalu lancar fasih membalutiku ketenangan
Setia, bagimu seperti lengkap-melengkapi--
-nya sang dingin gerimis dan hangat mentari,
Penerimaan, tanpa lontaran persoalan
Pemberian, tanpa mengharap balasan
Pengorbanan, hingga ke akhir penghidupan
Setia, bagiku seperti gunung - kau tahu,
Teguh pasak walau digugah sayup juga keras
sang bayu.
Setia, bagiku harus terjaga rapi, dengan ilmu,
Sepenuh jiwa, persis pustaka dan deretan buku.
Andainya kau tahu bait bicaraku di sebalik
kalbu
Pasti kau ‘kan lebih arif betapa mujurnya aku
Bila kau bertanya khabar dan bercerita
tentang harimu
Atau dengan firasatmu menebak tepat rusuh yang terbuku
"Bebarkan ragumu. Cinta kan bertamu.." |
Puisi begini jarang dinukilkan aku
Tapi pada musim ini, dari kotaku mencari ilmu
Buat seorang insan yang bersamanya aku
tersipu malu
- di pekan Keningau. Ketahuilah bahawa aku
sejujur tinta ini, fikir dan hatiku
Sepenuhnya mahu dan menunggu
Hanya satu,
Dirimu.